Minggu, 08 Desember 2013

BI: Rupiah Berbalik Arah Tahun Depan

Metrotvnews.com, Jakarta: Bank Indonesia (BI) meyatakan akan terjadi penguatan nilai tukar rupiah pada tahun depan. Hal ini terjadi karena berkurangnya tekanan terhadap pergerakan rupiah terutama pembayaran utang jatuh tempo.

"Saya optimistis rupiah akan menguat dalam medium term," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah dalam pelatihan wartawan ekonomi dan perbankan mengenai Pendalaman Seputar Nilai Tukar di Bandung, baru-baru ini.

Sesuai data Bank Indonesia, rencana pembayaran utang luar negeri swasta Januari-September tahun 2014 mencapai US$15,617 miliar. Nilai tersebut jauh di bawah utang jatuh tempo swasta pada Oktober-Desember tahun ini yang mencapai US$24,117 miliar.

Artinya, permintaan valas pada tahun depan akan lebih rendah daripada akhir tahun ini. Sehingga tekanan terhadap nilai tukar akan berkurang.

Selain itu, lanjut Difi, tingkat inflasi juga akan rendah yakni berada pada kisaran 3,5-5,5%. Hal tersebut disebabkan karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni lalu telah habis.

"Secara historikal, rupiah menguat setelah pemilu karena adanya kepastian Presiden baru," tutur Difi.

Menurut Difi, tekanan akan bersumber dari ketidakpastian rencana pengurangan stimulus ekonomi Amerika Serikat tapering off oleh @The Fed. Di samping itu, defisit transaksi berjalan Indonesia.

"Semalam kan ada pengumuman angka +pengangguran AS yang positif. Tapi tidak memengaruhi pasar. Pasar sudah bosan dengan isu-isu itu (tapering off)," ungkap dia.

Dalam +perdagangan pada Jumat (6/12) sesuai kurs tengah BI, nilai tukar rupiah berada pada level Rp.11.960/US$. Nilai ini menguat 58 poin dari hari sebelumnya yang ditransaksikan pada level Rp12.018/US$. (Daniel Wesly Rudolf)
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/12/08/2/199830/-BI-Rupiah-Berbalik-Arah-Tahun-Depan